Jawaban:
Al-Muktafi Billah Abu Muhammad Ali bin Al-Mu'tadhid bin Amir Abu Ahmad Al-Muwaffaq bin Al-Mutawakkil Alallah (902-908 M). Ibunya orang Turki bernama Jinjaq.
Tak ada seorang khalifah bernama Ali setelah Ali bin Abi Thalib selain dirinya, sebagaimana tak tak ada seorang khalifah pun yang mendapat panggilan Abu Muhammad selain Hasan bin Ali bin Abi Thalib, Al-Hadi dan Al-Muktafi. Secara jasmani, ia termasuk laki-laki yang paling tampan di masanya, bermuka menawan, berambut hitam, berjenggot lebat dan sangat rupawan.
Al-Muktafi Billah lahir pada Rajab 264 H. Ia dilantik menjadi khalifah Daulah Abbasiyah ke-18 ketika ayahnya sakit, pada hari Jumat usai shalat Ashar 19 Rabiul Awwal 289 H, pada usianya yang ke-25. Al-Muktafi hanya memerintah selama 6 tahun 6 bulan 19 hari.
Ketika pelantikan, ia tidak ada di tempat karena sedang berada di Riqqah. Demi berlangsungnya pelantikan, Perdana Menteri Abul Hasan Al-Qasim bin Ubaidillah menggantikan posisinya untuk sementara dan ia mengirimkan surat pelantikan itu kepada Al-Muktafi yang berada di Riqqah.
Al-Muktafi tiba di Baghdad pada 7 Jumadil Ula melewati sungai Dajlah di Samariyah dan merupakan hari yang bersejarah karena ia pernah melewati jembatan di sungai itu berdesak-desakan bersama manusia. Namun Al-Muktafi dapat diselamatkan. Sesampainya di istana, ia disambut para penyair dengan lantunan-lantunan syair.
Pada masa kepemimpinannya yang relatif singkat, ada beberapa kejadian penting yang tercatat dalam sejarah. Pada 289 H, terjadi gempa bumi dahsyat di wilayah Baghdad, dan badai besar di wilayah Bashrah hingga menumbangkan sebagian pohon kurma.
Pada tahun berikutnya, sungai Dajlah meluap mencapai kurang lebih sebelas lengan sehingga kota Baghdad nyaris tenggelam. Pada 293 H terjadi pertempuran antara pasukan Al-Muktafi Billah melawan pasukan Al-Khalanji di Al-Arisy. Pada 295 H terjadi penebusan tawanan kaum Muslimin dari tangan pasukan Romawi, sebanyak tiga ribu kaum Muslimin yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dibebaskan.
Khalifah Al-Muktafi meninggal dunia pada usia yang relatif muda. Ia wafat pada usia 31 tahun pada 7 Dzulqa'dah 296 H, dan ada yang mengatakan tanggal 13 tahun 296 H karena terserang virus babi. Konon ia meninggalkan harta warisan emas senilai seratus juta dinar dan enam puluh ribu helai pakaian. Ia berwasiat agar menyedekahkan hartanya senilai enam ratus ribu dinar yang ia kumpulkan sejak kecil.
Tatkala sakit Al-Muktafi pernah berkata, "Tak ada yang lebih aku sedihkan selain harta kaum Muslimin senilai tujuh ratus ribu yang kupergunakan untuk mendirikan bangunan, padahal aku tidak menghajatkannya dan sama sekali tidak berkepentingan dengannya. Aku khawatir hal ini kelak akan ditanyakan, aku beristighfar kepada Allah atas dosa-dosa itu."
Ia juga meninggalkan delapan putra dan delapan putri. Di antara putranya adalah Muhammad, Ja'far, Al-Fadhl, Abdullah, Abdul Malik, Abdus Samad, Musa dan Isa.
[answer.2.content]